Desa Tarikolot di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, memiliki sebuah jalan dengan nama yang unik, yaitu Jalan Mustahil. Jalan ini terletak di persimpangan dengan Jalan Raya Tajur dan menjadi perhatian karena nama dan cerita di balik pembangunannya.
Jalan Mustahil, yang kini tampak mulus dengan lapisan beton, melewati lahan kosong, lapangan, hingga kawasan pemukiman padat penduduk. Awalnya, di daerah ini tidak ada jalan yang bisa dilalui mobil. Kepala Desa Tarikolot, Kurniawan, menjelaskan bahwa dahulu hanya ada gang kecil yang cukup untuk pejalan kaki dan sepeda motor.
“Dari zaman Pilkades, visi misi saya adalah membuka akses roda empat ke pedalaman perkampungan. Di sini banyak pengrajin kaleng di pelosok perkampungan, tapi akses ke jalan utama jauh. Harus angkut pakai gerobak atau digotong,” kata Kurniawan pada Jumat (21/7/2023).
Pada tahun 2021, melalui program Satu Miliar Satu Desa (Samisade) dari Pemkab Bogor, Desa Tarikolot memanfaatkan dana tersebut untuk membangun Jalan Mustahil. Pembangunan jalan ini sempat dianggap mustahil karena harus melewati tanah milik perusahaan, rawa-rawa, dan pemukiman padat penduduk.
“Semuanya tidak ada yang percaya, mulai dari masyarakat, lembaga desa, kecamatan, termasuk UPT PUPR. Mereka bertanya, pak yakin mau buat jalan ke sini?” kata Kurniawan.
Namun, setelah komunikasi yang intensif, pihak perusahaan dan warga sekitar akhirnya bersedia bekerja sama dan menghibahkan sebagian tanah mereka. Warga bahkan rela membongkar teras rumah dan halaman mereka untuk pelebaran jalan.
“Dengan dukungan swadaya masyarakat, proyek ini akhirnya terwujud meskipun dana awal hanya Rp 1 Miliar, sementara total nilai proyek mencapai Rp 1,5 Miliar,” tambahnya.
Nama Jalan Mustahil menjadi simbol motivasi bagi masyarakat dan wilayah lain bahwa tidak ada yang mustahil jika bekerja sama dan berkorban. Jalan ini juga memiliki kepanjangan “Jalan Menuju Sukses Tangguh Aman Home Industri Logam” atau disingkat ‘Jalan Mustahil.’
